Short escape : Jalan jalan Ipoh





Pada umumnya saat berwisata ke Malaysia banyak orang yang hanya akan mengunjungi KL, Penang ataupun Johor. Pada perjalanan kali ini saya memilih Ipoh sebagai destinasi kedua.

Ipoh merupakan ibukota dari wilayah bagian Perak. Perjalanan di pilih dengan rute KL sentral to Ipoh menggunakan moda transportasi kereta listrik atau yang lebih dikenal dengan sebutan ETS. Tiket dapat dibeli di kounter kereta ETS yang berada di Lantai 2 KL sentral.

Untuk ETS sendiri terdapat tiga pilihan. Ada yang silver, gold, dan platinum. Saya memilih ETS gold dikarenakan ETS ini tidak berhenti lama di setiap stasiun dan biaya yang tidak terlalu mahal. Biaya untuk sekali perjalanan adalah 36 Ringgit. Jika ingin membeli tiket untuk pulang pergi juga bisa di beli di KL sentral. Jadi gak perlu takut kehabisan tiket saat pulang dari Ipoh.

Perjalanan menuju Ipoh ditempuh hampir sekitar 3 jam. Sesampainya di Ipoh nuansa gedung gedung kolonial sangat kental terasa. Bangunan bangunan kuno berjejer di pinggir jalan kota.  Termasuk stasiun utama di kota Ipoh yang memiliki gaya arsitektural kolonial dan cat warna putihnya yang otentik. Menjadikan tempat ini tidak hanya sebagai tempat transit tapi bisa menjadi spot foto yang menarik.


Setibanya di Ipoh, tujuan utama kami adalah menuju kawasan Old Town.
Di sepanjang jalan terdapat banyak sekali toko toko yang menjajakan makanan juga terdapat spot spot foto berlatarkan mural.

Harga makanan di Ipoh termasuk ramah di kantong. Untuk dapat sampai ke tempat yang satu ke yang lain cukup dengan berjalan kaki karena kondisi jalan di Ipoh sangat mendukung untuk pejalan kaki atau juga bisa menggunakan aplikasi mobil berbayar yang umumnya disana menggunakan Grab.




What to do : Pertama sampai di Kuala Lumpur


petronas twin tower


Hello traveler,

Sedikit cerita tentang perjalanan yang saya dan saudara saya lakukan beberapa waktu yang lalu. Jadi jalan jalan kami kemarin mengunjungi negara tetangga yaitu Malaysia dan tepatnya kota yang kami kunjungi adalah Kuala Lumpur (KL).

Sekilas tentang Malaysia
💸 : ringgit (kurs saat pergi 1MYR = 3.440)
🗣️ : Melayu, Inggris, Mandarin
🌞 : tropis (cuaca di KL panas dan lembab jadi gunakan pakaian senyaman mungkin)
⏲   : WIB + 1 jam

Perjalanan kali ini merupakan perjalanan yang kedua kalinya. Pertama kali ke KL di tahun 2017. Keberangkatan kali ini kami menggunakan maskapai resmi dari Malaysia yaitu Malaysia airlines. Perjalanan di tempuh dalam waktu sekitar 2 jam dan sampailah kami di KLIA1.

Untuk yang belum tau, bahwa bandara KLIA terbagi 2 yaitu KLIA1 khusus untuk penerbangan non low cost carrier (LCC) sementara KLIA2 merupakan bandara khusus LCC yang digunakan oleh penerbangan Airasia.

Untuk sampai ke pusat kota maka ada berbagai pilihan moda transportasi. Mulai dari yang termurah yaitu menggunakan bus biaya sekitar 15 MYR menempuh waktu lebih dari 1 jam. Airport Rail link atau kereta bandara dengan biaya 55 MYR one way trip dengan waktu tempuh kurang dari 1 jam atau bagi yang memiliki budget lebih bisa menggunakan taxi.

Pusat pelayanan transportasi berada di KL sentral. Setelah sampai di KL sentral maka dapat memilih transportasi lanjutan ke lokasi yang dituju.


http://mrt.com.my/images/kl-transit-map.jpg

Penginapan saya saat itu berada di wilayah chinatown tepatnya dekat dengan pasar seni (central market). Jadi transportasi tercepat adalah menggunakan LRT. Tiket dapat di beli menggunakan vending machine. Kalian harus menyediakan uang kecil karena mesin hanya menerima uang dengan nominal kecil baik koin maupun kertas.

Sesampainya di penginapan kami memutuskan untuk keluar dan mencari makan malam. Pilihan kami pun sampai di Pavilion karena food court di sana menyediakan banyak pilihan makanan.



Setelah itu kami pun memutuskan untuk berkeliling mall. Khusus untuk pecinta Jepang, jangan lewatkan lantai 6 (6th floor) karena di lantai ini tampilan toko nya seperti street market yang ada di Jepang dan juga pastinya menyediakan produk produk Jepang. Mulai dari Daiso, Muji, dan berbagai restoran khas Jepang.


About author

Dear traveler,




jalan jalan...
siapa sih yang gak suka jalan jalan
selain bisa menambah wawasan,
mencoba hal baru,
menikmati makanan khas lokal juga dapat menyegarkan pikiran dari rutinitas pekerjaan sehari hari.

Terlahir di kota yang penuh dengan tempat wisata yaitu kota Bukittinggi di Sumatera Barat serta keluarga yang senang jalan jalan. Alhasil jalan jalan menjadi salah satu hal yang dilakukan di saat sedang tidak bekerja alias cuti.

Secara masih menjadi pekerja kantoran maka cuti menjadi hal yang penting untuk merelaksasikan pikiran di tengah kepadatan dan kepenatan di saat bekerja.

Sejauh ini untuk wilayah di Indonesia sudah beberapa kota yang pernah di jelajahi dan juga sudah tiga negara yang pernah di datangi.

well, sekian cerita awal jalan jalan saya
next akan ada banyak ulasan terkait jalan jalan yang pernah saya lakukan.

Short escape : jalan jalan Krui

Halo traveler,              Gimana kabar kalian? Semoga semuanya sehat sehat saja. Selama masa pandemi covid 19 ini tentunya banyak rencana ...